Tragedi Kemanusiaan terulang kembali. Masih ingat setahunan yang lalu ketika Obama mau dilantik jadi presiden Amrik. Israel menyerang Gaza dengan sporadis tanpa ‘peduli’ bahwa mereka manusia dan 1000-an rakyat di Gaza meninggal. Nah senin (31/10/2012) kemarin juga terulang kekejian Israel. Di wilayah perariran international, pasukan komando israel menyerang kapal-kapal yang akan menyalurkan bantuan untuk Gaza melalui laut. Akibatnya puluhan syahid dan beberapa luka, korban terdiri dari berbagai warga negara termasuk Indonesia. Sungguh suatu hal yang tidak masuk akal karena kapal-kapal itu sedang mengemban misi kemanusiaan yang berangkat dari Turki. Bukan sebuah alat atau misi perang, tetapi membawa dokter,obat dan bahan pangan untuk Palestina yang dirundung kemalangan diblokade oleh Israel dan sekutunya.
Kutukan atas serangan tersebut berdatangan dari berbagai negara, namun sayangnya Amerika Serikat ternyata mem-veto resolusi PBB atas serangan Israel ke Gaza tersebut. Andaikan tidak vetopun, Israel pasti masih tetap kekeh menyerang. Begitulah negara zionis & teroris. Tidak kenal tata hukum dan aturan.
Konflik Palestina – Israel menurut sejarah sudah 31 tahun ketika pada tahun 1967 Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria dan berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania).. Sampai sekarang perdamaian sepertinya jauh dari harapan. Ditambah lagi terjadi ketidaksepakatan tentang masa depan Palestina dan hubungannya dengan Israel di antara faksi-faksi di Palestina sendiri. Tulisan ini dimaksudkan sebagai pengingat sekaligus upaya membuka pemahaman kita mengenai latar belakang sejarah sebab terjadinya konflik ini.
2000 SM – 1500 SM
Istri Nabi Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s. (bapaknya bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak A.s. yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil, Qur’an). Anak keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 (tujuh) orang. Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika kecil dibuang oleh saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang baik membawanya ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta saudara-saudara Yusuf bermigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (Nabi Ya’qub A.s.) membesar.